Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nganjuk melalui Badan Pengelola Usaha-nya bekerjasama dengan Disperindag Kabupaten Nganjuk menggelar acara Pelatihan bagi Pelinting Rokok di Kota Bayu, Selasa (25/7/2023).
Acara yang berlangsung di Hotel Farrel Nganjuk itu dibuka langsung oleh Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi. Dihadapan peserta, Kang Marhaen menyampaikan bahwa rokok merupakan hal yang membawa dampak negatif sekaligus positif bagi masyarakat maupun bagi pemerintah.
“Rokok ini satu sisi bisa menganggu kesehatan namun di sisi lain juga menjadi sumber pemasukan pemerintah”, tutur Kang Marhaen.
Setiap tahun ungkap Kang Marhaen, Pemerintah Kabupaten Nganjuk menerima dana dari cukai namanya DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau) setiap tahun yang digunakan untuk berbagai pelatihan dalam meningkatkan keterampilan dan membuka lapangan kerja.
“Alhamdulillah setiap tahun Nganjuk menerima dana dari cukai, tahun ini sekitar 35 milliar, digunakan untuk kegiatan-kegiatan gempur rokok ilegal. Seperti kegiatan pelatihan- pelatihan dari Disperindag, Disnaker, Dinsos bagaimana meningkatkan taraf hidup masyarakat. Alhamdulillah pengangguran kita turun, kemiskinan juga turun. Indeks pembangunan manusianya naik menjadi 72,93 persen,” jelas Bupati asli Nganjuk itu.
Dirinya juga mengatakan, di Kabupaten Nganjuk tengah dibangun Perusahaan Gudang Garam yang tentu akan meningkatkan perekonomian masyarakat Nganjuk. Kang Marhaen selalu menekankan kepada seluruh perusahaan di Nganjuk agar lebih memprioritaskan para pekerja yang berasal dari Nganjuk demi mengurangi angka pengangguran.
“Alhamdulillah ini nanti Gudang Garam akan buka cabang perusahaan baru, luasnya sekitar 14 hektar letaknya di Kecamatan Pace. Ini bagus ya untuk mengurangi pengangguran, ekonomi akan meningkat. Saya selalu minta semua perusahaan harus utamakan pekerjanya dari Nganjuk agar terserap semuanya,” terang Kang Marhaen.
Dengan potensi SDM (Sumber Daya Manusia) Nganjuk yang luar biasa, Kang Marhaen ingin seluruh Kampus di Nganjuk juga bekerjasama dengan seluruh perusahaan di Nganjuk untuk menggelar Job Fair setiap tahun. “Maka dari itu kampus di Nganjuk bikin Job Fair termasuk perusahaan-perusahaan rokok di Nganjuk harus ikut biar semua nanti bekerja sehingga pengangguran dan kemiskinan akan semakin turun,” harap Kang Marhaen.
Sementara itu, Dr. Indrian Supheni, Ketua STIE Nganjuk menyampaikan kegiatan pelatihan pelinting rokok tersebut diikuti oleh 225 peserta, terdiri dari para pencari kerja dan pekerja pelinting rokok (IKM) di Kabupaten Nganjuk.
“Kerjasama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) Kabupaten Nganjuk dengan Kampus STIE Nganjuk dalam rangka pemberdayaan masyarakat,” bebernya.
Pelatihan nglinting rokok diikuti oleh masyarakat perempuan dari usia 17 tahun sampai dengan 35 tahun, ungkap Indrian Supheni, diprioritaskan bagi masyarakat pencari kerja. Selain sebagai peningkatan keterampilan pelinting rokok juga sebagai bekal ilmu bagi calon atau pencari kerja. Harapannya melalui pelatihan ini dapat mengentaskan pengangguran/pencari kerja di Kabupaten Nganjuk,” tandasnya.
Menambahkan, Indrian Supheni mengatakan pelatihan pelinting rokok ini akan berlangsung selama 4 hari. Dimulai hari ini, 25 Juli hingga 28 Juli. “Pesertanya berasal dari Kecamatan Sukomoro, Bagor, Wilangan, Loceret, Nganjuk, Berbek, Sawahan, dan Ngetos. Pembukaanya hari ini (25/7),” terangnya.
Sebagai informasi usai memberikan arahan Kang Marhaen berkesempatan menyerahkan alat untuk melinting rokok secara simbolis kepada 5 perwakilan pekerja/pelinting rokok di Nganjuk.